High heels ini membunuhku..
Ga cukup sepertinya memakai korset dan kebaya
saja yang membuat hari ini berat. Tapi semua ini sama sekali ga boleh ngerusak
hari bahagia ini.
Kutatap dia yang sangat gagah dengan pakaian
pengantin putihnya. Bahu yang bidang, senyumnya yang selalu menenangkanku,
serta pelukannya yang selalu hangat. Benar-benar pria sempurna idamanku.
Ahh.. dia menatapku dari sudut matanya.
Spontan ia tertawa memperlihatkan sederetan gigi putihnya yang tentu saja
membuat wajahku merah bersemu. Aku ingat ia selalu berkata tak dapat
membayangkan aku dengan kebaya dan make up tebal ala putri keraton.
Tak lama ia berjalan mendekatiku.
"Ayo..", ajaknya sembari merangkul bahuku dari belakang. "Semua
udah nungguin dari tadi", sambungnya. Oh Tuhan, akhirnya saat-saat yang
selalu hanya ada dalam bayanganku akan segera menjadi kenyataan. Aku peluk ia
erat sekali. Ia dapat merasakan betapa gemetarnya seluruh tubuhku saat
memeluknya. Ia mengelus kepalaku pelan, lalu perlahan melepaskan dekapanku.
"Udah, ayo kita ke depan", ujarnya dengan senyuman khas itu.
Disana telah menunggu, ayah, ibu, penghulu..
Serta dia,
Sang Pengantin Wanita..
Calon Kakak Iparku...
1 komentar:
baik fiksi ataupun nyata, ku tahu sakitnya..
Posting Komentar