Tetesan tetesan kristal garam itu masih setia
mengalir mengantarkan tidur lelap dan menyambut pagiku..
Begitu juga sandiwara malam dengan aktor yang sama yang tak pernah kuminta untuk dimainkan..
Mengapa? Apa sebabnya? Tak bisakah?
Begitu juga sandiwara malam dengan aktor yang sama yang tak pernah kuminta untuk dimainkan..
Mengapa? Apa sebabnya? Tak bisakah?
Dan jutaan frasa yang mengiringi pertanyaan -
pertanyaan lainnya tak sanggup berjuang melewati pangkal tenggorokan begitu
menatap sepasang bola hijau kecoklatan yang tak lagi ramah..
Sepasang mata yang tadinya berwarna cinta
yang aku begitu cantik di dalam pantulannya.
Lalu kenapa memulai dengan membuat prolog dan memberi gambaran akan epilog yg bahagia bila sendirinya enggan melanjutkan cerita..
Lalu kenapa memulai dengan membuat prolog dan memberi gambaran akan epilog yg bahagia bila sendirinya enggan melanjutkan cerita..
0 komentar:
Posting Komentar